PSYCHO - Part II

PSYCHO - Part II

Oleh : Pingkan Alstyn


05:25
Seperti biasa, aku bersiap-siap menempuh jalan kesekolah. Lumayan jauh memang, tapi ini menyenangkan. Hari masih terbilang gelap. Aku melewati jalan yang lumayan sepi dan dingin karena udara pagi menggelayuti tubuhku. Aku menoleh ke kanan. Ya, disana ada anak kecil yang selalu tersenyum mengenaskan dibawah pohon dan selalu melambaikan tangan ke semua orang. Walaupun, tak ada yang membalasnya. Dia amat lucu, sayangnya, agak menakutkan jika kalian membayangkan seperti apa wujudnya.

Sumber gambar : Google


Sesampainya disekolah, aku melihat Dion yang sudah duduk manis membaca buku disudut kelas. Dia termasuk siswa cerdas saingan ku yang cukup berbahaya. Tapi setidaknya, dia punya teman yang cukup tampan. Rio. Lelaki yang berhasil menggoda imanku, dan menjatuhkan hatiku. Aku tau, aku tidak pantas menyukai bahkan jatuh cinta padanya. Tapi, bagaimana jika aku mendapatkan hatinya dengan cara yang lebih extream? Ah, tunggu saja nanti.
“Rio, hatimu akan menjadi milikku. Bagaimanapun caranya.” Aku menyunggingkan senyum terbaikku.


“Hey guys, si gembel sudah datang ternyata. Lusuh ya, hehe.” Ucapan yang hampir setiap pagi aku dengar dari mulut si jalang itu. Salsa, kekasih lelaki pujaan ku. Tapi, lihat saja. Tidak lama lagi mereka akan kandas bersama ditanganku. Satu persatu berdatangan dan suasana kelas mulai riuh. Hanya aku, dan Siska teman setiaku yang tediam dan berkutat dengan pikiran masing-masing.
Sepintas hal konyol menghantui pikiranku. Kalian tau? Dibelakangku, mereka membicarakan keburukanku.
“ aneh, dekil, usang, duh nggak banget deh.”
“ kok bisa ya dia disini?”
“ datang dari dunia mana sih dia? Ngeri dia psikopat aja gitu ya.”
“ ah, gue yang sering disebut psikopat, biasa aja tuh ga gitu gitu amat.”
Ya, kalimat itu yang selalu mereka ucapkan. Menganggapku ini dan itu sesuka mereka.
‘Psikopat’ haha. Apasih itu? Dan kenapa salah satu diantara mereka mengganggap dirinya seorang psikopat?
Pikiranku melanglang buana.
“mungkin kalau aku buktikan, akan lebih baik. Jadi, mereka puas dan tidak ribut lagi disini.” Pikiranku mulai kacau.


Aku beranjak ke halaman belakang sekolah. Tempat yang paling nyaman untuk menenangkan diri ketika sekolah sudah mulai sepi dan senja mulai menyapa. Aku merenung, berpikir bagaimana diriku dimata mereka. Mengapa aku begitu rendah dan bahkan mereka mengira bahwa aku psikopat. Apa mereka tau mengenai hal itu? Apa mereka tau betapa hancurnya aku digambarkan seperti itu?
Psikopat. Satu kata yang membuat aku penasaran tentang suatu hal. Percobaan. Ya, seperti apa itu? Dan aku harus mencobanya. Setidaknya, aku dapat membuktikan siapa aku nantinya. Apakah benar perkiraan mereka, atau tidak.
Segera aku bangun dan berjalan gontai melewati lorong sekolah. Tidak aneh aku ditatap siapapun dengan tatapan yang merendahkan, mengejek, atau bahkan menghina sejadi jadinya. Tapi, aku juga mendapat tatapan tajam penyemangat di balik kaca Lab kimia.

Dia, gadis cantik yang selalu berdiri dengan tatapan kosong di mata hitamnya yang tajam itu. Senyumnya yang selalu ia tampilkan bisa menggoda siapapun yang melihatnya. Sayang, tidak ada yang bisa melihatnya selain aku. Ia selalu berdiri didalam sana. Walaupun ketika lelah, ia merangkak keluar dan duduk dikursi yang tersedia di ujung lorong. Terkadang juga, ia dibelakangmu.

Bersambung...

Baca juga PSYCHO - Part I
Newest
Previous
Next Post »